Rabu, 18 November 2009


Persembahan Surabayawebs.com Untuk PT.Kereta Api (Persero)
Oleh : H.Erry Budianto (Redaktur Surabayawebs.com)
Ditengah-tengah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia yang melangit dan diprediksikan akhir 2008 ini bisa menembus angka USS 120 per barel serta berdampak terhadap kenaikan BBM di dalam negeri. Tak pelak lagi, angkutan massal Kereta Api (KA) merupakan jawaban terhadap moda transportasi masa depan negeri ini.
Visi PT.Kereta Api (Persero) sudah tepat dan sesuai dengan kondisi saat ini dan yang akan datang, yaitu Terwujudnya Kereta Api (KA) Sebagai Pilihan Utama Jasa Transportasi Dengan Fokus Keselamatan dan Pelayanan.
Operator perkeretaapian terkemuka ini juga mengusung misi Menyelenggarakan Jasa Transportasi Sesuai Keinginan Stake Holder Dengan Meningkatkan Keselamatan dan Pelayanan serta Penyelenggaraan Yang Semakin Efisien.
Dengan menyandang kelebihan sebagai moda angkutan darat, yaitu sebagai alat transportasi massal, hemat BBM dan ramah lingkungan, pilihan pasti pada Kereta Api. Apalagi sebagai moda angkutan darat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya, terbukti KA bukan saja anti macet tapi lebih murah dan efisien ketimbang naik Bus atau naik Taksi.
Unggul dalam berbagai segi, tidak bearti PTKA yang kini memiliki 27.000 karyawan dan 2400 karyawan kontrak, berleha-leha. Persaingan dengan moda angkutan udara jarak jauh Jakarta-Surabaya (PP) atau Bandung-Surabaya (PP) sudah terjadi jauh hari dan mengakibatkan “tergerusnya” pendapatan perusahaan ini.
Hal ini karena maskapai penerbangan memasang tariff bawah dan tariff atas. Di mana pada kondisi sepi penumpang, perusahaan penerbangan swasta nasional itu menggunakan tariff bawah yang jauh lebih murah ketimbang tariff KA. Pada saat hari libur dan penumpang melonjak, operator pesawat udara itu memakai tariff atas yang mahal.
Untuk jarak dekat Bandung-Jakarta (PP) persaingan muncul dengan maraknya angkutan travel yang memasang tariff murah. Bahkan dari tariff normal trayek ini dari Rp.60.000 per penumpang, kini ada yang menawarkan tariff hanya Rp.20.000 per penumpang.
Menyikapi persaingan yang begitu ketat, manajemen PTKA boleh dibilang cerdas dan cepat menanggapinya. Kini tariff KA jarak jauh, sudah menggunakan tariff atas dan tariff bawah. Begitu juga Daop 2 Bandung dan Daop I Jakarta, telah sepakat menurunkan tariff KA.Argo Gede dan KA Parahyangan, yang berlaku mulai 7 Maret 2008.
Trif KA.Argo Gede semula Rp.65.000 diturunkan jadi Rp.45.000. Tarif KA.Parahyangan eksekutif dari Rp.50.000 diturunkan jadi Rp.35.000. Kelas bisnis dewasa dari Rp.30.000 menjadi Rp.20.000. Untuk kelas bisnis anak KA.Parahyangan diturunkan dari Rp.24.000 jadi Rp.16.000.
Dengan tariff baru ini bukan saja sama dengan tariff yang berlaku tahun 1997 dan 1998, tapi juga diharapkan okupansi penumpang yang melorot tajam 25% sampai 30% pada hari-hari biasa dan 60% sampai 70% pada hari-hari libur atau hari minggu selama ini bisa meningkat 100% lagi. Meskipun tariff diturunkan, pelayanan tetap ditingkatkan. “Pelayanan prima akan tetap kami persembahan untuk kepuasan penumpang KA,” janji Kadaop 2 Bandung, Saeful Echwan.
Dalam upaya meningkatkan layanan, tahun 2008 ini PTKA akan melakukan investasi besar-besaran. Diantaranya melakukan pengadaan kereta Argo jurusan Cirebon-Jakarta (PP). Kereta Argo Cirebon-Jakarta ini diharapkan bisa beroperasi tahun 2009 mendatang. Tipe kereta bisa diesel atau KRD (Kereta Rell Diesel). “Pelayanan tetap akan ditingkatkan. Yang jelek diganti. Tapi dengan tariff yang tetap terjangkau,” ungkap Dirut PTKA, Ronny Wahyudi ketika meresmikan ruang tunggu eksekutif Srimanganti di Stasiun Kejaksan Cirebon, belum lama ini.
Menurut dia, salah satu pendorong dilakukannya investasi besar-besar itu karena terjadi persaingan dengan pertumbuhan jalan tol. Namun Ronny merasa yakin, kereta tetap menjadi transportasi massal yang dicari orang. Apalagi kereta api sebenarnya jalur relnya sudah. “Jadi, tinggal melakukan pertambahan frekuensinya saja,” katanya.
Diakuinya, satu hal yang bisa ditingkatkan dalam persaingan dengan jalan tol, adalah waktu tempuh. Kalau dengan kereta api, waktu tempuh bisa lebih cepat, masyarakat tetap akan menggunakan kereta api. Salah satu solusi, ujarnya, adalah dengan pengoperasian kereta api super cepat (high speed train). “Realisasi kereta api jenis ini tergantung pemerintah,” tutur Ronny kemudian.
Dengan kereta api high speed train, maka jarak Surabaya-Jakarta bisa ditempuh hanya 2,5 jam dan Jakarta-Cirebon hanya 45 menit, Bandung-Jakarta Cuma 30 menit. Realisasinya tergantung pemerintah.
Seharusnya pemerintah cepat tanggap dalam menyikapi perkembangan moda transportasi darat kereta api. Pasalnya, kehadiran kereta api super cepat di negeri ini tidak bisa ditolak, sesuai perkembangan teknologi terkini dan tuntutan masyakarat modern. Apalagi dengan lahirnya Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Undang-Undang ini mengatur ketentuan baru bahwa usaha layanan angkutan kereta api, bisa diselenggarakan badan usaha swasta nasional yang bekerjasama dengan operator perkeretaapian asing. Sehingga moda transportasi kereta api, tidak hanya dimonopoli PTKA lagi.
Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum pada Pasal 18 Bab V Penyelenggaraan di UU Nomor 23/2007 tentang Perkeretaapian itu meliputi kegiatan, pembangunan prasarana, pengoperasian prasarana, perawatan prasarana dan pengusahaan prasarana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar